Minggu, 01 Juli 2012

TUGAS KEPARIWISATAAN (INDIVIDU) SEMESTER 2


MASALAH-MASALAH KEPARIWISATAAN KOTA SOLO (SURAKARTA)




Oleh :

NAMA: ZAHRAWATI EKA PRASTIYANTI
NPM : 17611714
KELAS : 1SA02


UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA INGRIS









BAB I
PENDAHULUAN



A.    ALASAN PENULISAN

Akhir-akhir ini rasa nasionalisme masyarakat Indonesia, terutama generasi muda terhadap kebudayaan dan pariwisata bangsa terlihat menurun. Itu semua ditandai dengan kian maraknya pergaulan yang terarah pada kebudayaan barat. Kebudayaan bangsa dianggap kuno, dan kebudayaan barat dianggap lebih modern. Oleh karena itu saya menulis makalah kepariwisataan ini untuk memberikan sedikit gambaran bahwa kebudayaan dan kepariwisataan Indonesia tidak kalah saing dengan kebudayaan dan kepariwisataan luar.




B.      TUJUAN PENULISAN

Dapat memberikan gambaran singkat mengenai kepariwisataan kota Solo dan memberikan gambaran bahwa bangsa Indonesia memiliki potensi yang begitu besar, baik dalam hal budaya maupun parwisata. Sehingga bangsa Indonesia dapat lebih mencinta dan melindungi segenap kebudayaan dan pariwisata bangsa, demi terjaganya Indonesia yang indah, asri, aman, dan nyaman.




C.     METODE PENULISAN

Metode penulisan makalah ini menggunakan variabel potensi pariwisata kota Solo dari beberapa aspek, beberapa kelebihan yang dimiliki kota Solo dalam bidang pariwisata, serta beberapa kendala yang masih dimiliki kota Solo dalam bidang pariwisata.





D.    SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan makalah ini saya kumpulkan dari berbagai informasi dari beberapa halaman web yang saya baca di internet serta pengalaman saya ketika berkunjung pada beberapa tempat di Kota Solo.








  
BAB II
PEMBAHASAN

    A. SEJARAH KOTA SOLO

Sejarah berdirinya kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan kota Solo bermula ketika Sunan Pakubuwono ke II memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo serta komandan pasukan belanda J.A.B Van Hohendorff untuk mencari lokasi ibukota kerajaan Mataram Islam yang baru.
Dengan mempertimbangkan faktor fisik dan non fisik akhirnya terpilih suatu desa di tepi sungai Bengawan yang bernama Desa Sala (1745 Masehi atau 1671 Jawa). Dan sejak saat itu Desa Sala berubah menjadi Surakarta Hadinigrat dan terus berkembang pesat. Kota Surakarta pada awalnya adalah kota Mataram. Kota ini bahkan menjadi pusat pemerintahan Kota Mataram.
Adanya Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755 menyebabkan Mataram Islam terpecah karena propaganda kolonialisme Belanda yang menyebabkan pusat pemerintahan terpecah menjadi dua, yaitu di Surakarta dan Yogyakarta. Selanjutnya adanya Perjanjian Salatiga pada tahun 1757 menyebabkan pusat pemerintahan kembali terpecah menjadi Kasunanan dan Mangkunegaran. Kasunanan Surakarta dipimpin oleh PB III (Pakubuwono II). Sedangkan Kasultanan Jogjakarta atau Mangkunegaran dipimpin oleh HB I (Hamengkubuwono I)
Pada tahun 1742, orang-orang Tiong Hoa memberontak dan melawan kekuasaan Pakubuwono II yang bertahta di Kartasura, sehingga Keraton Kartasura hancur, dan Pakubuwono II menyingkir ke Ponorogo, Jawa Timur. Dengan bantuan VOC, pemberontakan tersebut berhasil ditumpas dan Kartasura dapat direbut kembali. Sebagai ganti Ibukota Kerajaan yang telah hancur, maka didirikanlah Keraton baru di Surakarta, 20 km ke arah selatan-timur dari Kartasura pada tahun 1745. Peristiwa ini, kemudian dianggap sebagai titik awal didirikannya kota Surakarta.
Bersamaan dengan pindahnya Keraton Surakarta ke Desa Sala, lalu Kota Sala diberi nama Surakarta Hadiningrat. Jadi, Surakarta Hadiningrat dijadikan sebagai nama Ibukota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan Sala atau Solo. Asal mula kota ini dinamakan Sala atau Solo dikarenakan desa ini berawa-rawa dan penuh pohon sala, yaitu pohon tom atau nila, namun ada juga yang menyebut pohon sala sejenis pohon pinus, seperti yang tertulis dalam “Serat Babad Sengkala“ yang disimpan di “Sana Budaya Jogjakarta“. Selain itu Sala berasal dari bahasa Jawa asli yang merupakan nama pohon sebangsa pinus yang tumbuh di daerah Sala.



  
         B.  LETAK GEOGRAFIS KOTA SOLO

Kota Solo, merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m diatas permukaan air laut. Dengan Luas sekitar 44 Km2, Kota Surakarta terletak diantara 110 45` 15″ – 110 45` 35″ Bujur Timur dan 70` 36″ – 70` 56″ Lintang Selatan. Kota Surakarta dibelah dan dialiri oleh 3 (tiga) buah Sungai besar yaitu sungai Bengawan Solo, Kali Jenes dan Kali Pepe. Sungai Bengawan Solo pada jaman dahulu sangat terkenal dengan keelokan panorama serta lalu lintas perdagangannya.





     
       C.   POTENSI PARIWATA KOTA SOLO


    C.1 WISATA ALAM

    1.    Sungai Bengawan Solo
       
      Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di Pulau Jawa, Indonesia dengan dua hulu sungai yaitu dari daerah Pegunungan Kidul, Wonogiri dan Ponorogo, selanjutnya bermuara di daerah Gresik. "Bengawan" dalam bahasa Jawa berarti "sungai yang besar". Di masa lalu, sungai ini pernah dinamakan Wuluyu, Wulayu, dan Semanggi.







2.    Taman Wisata Taru Jurug

      Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) berlokasi di timur kota Solo, dekat perbatasan dengan Karanganyar. Taman Jurug menawarkan lokasi yang indah untuk beristirahat, di dalamnya terdapat berbagai spesies hewan dan tumbuhan. Dengan konsep wisata alam, jalan-jalan di dalam taman dikelilingi pohon-pohon besar dan rindang. Di dalam lokasi taman, kita akan sering menjumpai kawanan monyet dan berbagai jenis spesies burung.






3.  Taman Balekambang
Sebuah taman hijau di atas tanah seluas 9,8 hektar yang berada di tengah Kota Bengawan ini bisa menjadi wisata alternatif bagi keluarga maupun remaja, sekedar untuk menyegarkan fikiran usai beraktivitas atau duduk santai di kursi-kursi taman. Kesan fresh langsung merasuk begitu menjejakkan kaki di gerbang taman ini.



4.     Kawasan Wisata Tawangmangu
Tawangmangu, sebuah resor pegunungan yang terletak 1 km di atas permukaan laut menjanjikan tempat berlibur yang mempesona jauh dari keramaian kota. Kawasan yang terletak di lereng Gunung Lawu ini memiliki tingkat ketinggian 1300 m di atas permukaan laut. Tawangmangu terletak 40 km sebelah timur kota Solo. Tempat rekreasi ini menawarkan udara segar, pemandangan indah, kolam renang, serta hotel dan restoran bergaya bungalow. Di samping itu, ada juga sebuah bukit resor indah yang juga terletak di lereng gunung lawu, yaitu pada ketinggian 1400 m di atas permukaan laut. 




    5.     Air Terjun Jumog
Air terjun jumog  terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso. Jumog merupakan alternatif wisata air terjun selain Grojogan Sewu yang lebih dahulu terkenal, masih terhitung wisata baru karena baru dibuka tahun 2004.



6.     Parang Ijo
Parang ijo yang terletak di Ngargoyoso ini menyajikan pesona alam yang begitu indah dan menyejukan mata, letaknya tidak jauh dari kota Solo kurang lebih 1-1,5 jam dengan jarak 35km dari kota Solo, aksesnya pun juga cukup mudah dapat dijangkau kendaraan roda dua maupun roda empat.




7.     Gunung Kemukus
Gunung Kemukus terletak di Kabupaten Sragen Jawa Tengah. Untuk mencapai tempat ini, anda bisa naik bus dari terminal Tirtonadi Solo ke arah utara (jurusan Purwodadi) atau sebaliknya, dan turun di desa Barong. Dari jalan raya, anda bisa naik ojek sekitar 500 meter.







C.2. WISATA SEJARAH

1. Karaton Kasunanan
Karaton Kasunanan juga disebut Keraton Surakarta Hadiningrat, dibangun pada tahun 1745 oleh Raja Paku Buwono ke II. Ini merupakan pokok kraton Surakarta, dan dibangun pada waktu bersamaan dengan kota ini ditemukan. Kraton Kasunanan ini dihiasi dengan patung batu pualam, rangka batu dan relief kuno. Di dalam istana atau kraton, dapat ditemukan galeri seni yang menawan dan museum dengan pusaka-pusaka kerajaan yang menawan, tempat kereta dan kusir-kusirnya, senjata kuno dan keris, serta barang-barang antik. Di halaman istana didominasi oleh sebuah menara bernama Panggung Sanggabuwono, menara dengan kesan misterius yang dianggap sebagai tempat bertemu antara Raja Solo dengan Kanjeng Ratu Kidul - Penguasa Laut Selatan.



2. Istana Mangkunegaran
Istana Mangkunegaran adalah tempat pelestarian kesenian dan budaya. Tanah milik kerajaan itu diisi banyak harta pusaka yang tak ternilai dan koleksi yang sangat indah, sebagian besar berasal dari Majapahit (1293 - 1478) dan masa kesultanan Mataram (1586 - 1755) tarian topeng klasik, wayang orang (tarian drama), pakaian, wayang kulit dan wayang kayu, patung-patung religius, perhiasan dan benda-benda antik serta pusaka- pusaka yang tidak terhitung nilainya.


3. Museum Radya Pustaka

Museum ini didirikan pada masa pemerintahan Pakubuwono IX oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV di dalem Kepatihan pada tanggal 28 Oktober 1890. Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pernah menjabat sebagai Patih Pakubuwono IX dan Pakubuwono X. Museum ini lalu dipindahkan ke lokasinya sekarang ini, Gedung Museum Radyapustaka di Jalan Slamet Riyadi, Surakarta, pada 1 Januari 1913. Kala itu gedung museum merupakan rumah kediaman seorang warga Belanda bernama Johannes Busselaar




4. Museum Purbakala Sangiran

Sangiran merupakan situs terpenting untuk perkembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan terutama untuk penelitian di bidang antropologi, arkeologi, biologi, paleoantropologi, geologi, dan tentu saja untuk bidang kepariwisataan. Keberadaan Situs Sangiran sangat bermanfaat untuk mempelajari kehidupan manusia prasejarah karena situs ini dilengkapi dengan fosil manusia purba, hasil-hasil budaya manusia purba, fosil flora dan fauna purba beserta gambaran stratigrafinya.










C.3. WISATA SENI DAN BUDAYA



1. Kampung Kauman Batik

Kampoeng Kauman merupakan kampung kuno tempat pejabat agama Islam (dari yang berpangkat bupati sampai ke bawah Kaum) maka dinamakan Kauman. Kampung Kauman dikelilingi oleh Jl. Rajiman (Coyudan) bagian selatan dahulu pernah tinggal abdi dalem keraton yang bernama Ngabehi Secayuda, Jl Nonongan sebelah selatan ada yang bernama daerah Gerjen (dahulu tempat para penjahit dan desain baju kraton). Bagian utara Jl. Slamet Riyadi sebagai jalan strategis kerajaan dan residen Belanda. Disamping itu dikelilingi tempat-tempat yang bersejarah seperti Gladak, Beteng, Slompretan (sekarang Pasar Klewer).







2. Kampung Batik Laweyan

Kampung Batik Laweyan merupakan kawasan sentra industri batik yang sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang tahun 1546 M dan mencapai kejayaan pada era 1970an. Karya seni tradisional batik terus ditekuni masyarakat Laweyan sampai sekarang. Suasana kegiatan membatik di Laweyan tempo dulu banyak didominasi oleh keberadaan para juragan batik sebagai pemilik usaha batik. Jika kita berkunjung kesana, kita dapat melihat sendiri proses pembuatan batik, tentunya ini pengalaman yang tidak akan kita dapatkan di toko atau butik di tempat lain.







3. Museum Batik Danar Hadi


Museum Batik Danar Hadi berisi Batik Kuno yang merupakan koleksi pribadi yang berjumlah 10.000 potong. Batik sebanyak itu dikumpulkan dalam kurun 30 tahun lebih. Sebanyak 1.500 potong di antaranya diperoleh dari koleksi pribadi seorang kurator Museum Troupen, Belanda.  Tahun pembuatan batik beragam, antara 1840-1910. Dari, 10.000 potong batik, tak semuanya dipajang di museum itu, hanya 700 lembar yang dipajang.





4. Taman Sriwedari

Taman Sriwedari adalah sebuah kompleks taman di Kecamatan Lawiyan, Kota Surakarta. Sejak era Pakubuwana X, Taman Sriwedari menjadi tempat diselenggarakannya tradisi hiburan Malam Selikuran. Sriwedari juga pernah menjadi lokasi penyelenggaraan PON I pada tahun 1948. Saat ini kepemilikan Taman Sriwedari menjadi sengketa antara Pemerintah Kota Surakarta dengan ahli waris keluarga KRMH Wirjodiningrat.







5. Wayang Kulit


Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata 'Ma Hyang' yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna 'bayangan', hal ini disebabkan karena penonton juga bisa menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja.







6. Wayang Beber

Wayang Beber adalah seni wayang yang muncul dan berkembang di Jawa pada masa pra Islam dan masih berkembang di daerah daerah tertentu di Pulau Jawa. Dinamakan wayang beber karena berupa lembaran lembaran (beberan) yang dibentuk menjadi tokoh tokoh dalam cerita wayang baik Mahabharata maupun Ramayana.







7.   Pasar Klewer

Pasar Klewer Solo adalah pusat pasar batik di Indonesia. Meskipun pasarnya tidak begitu besar dan berada di tengah-tengah pulau Jawa, pasar ini tetap ramai. Batik dari pasar ini dikirim ke seluruh pelosok Indonesia, bahkah sebagian juga ada yang dieksport ke luar negeri. Batik-batik di Yogyakarta sebagian didatangkan dari Pasar Klewer ini.





9.    Pasar Legi

Pasar Legi merupakan pasar induk hasil bumi terbesar di Surakarta, yang mendapatkan pasokan dagangan dari berbagai daerah baik dari wilayah sekitar surakarta maupun dari luar daerah seperti Brebes, Temanggung, Tasikmalaya, Sidoarjo, Malang dan lain sebagainya. Kegiatan pasar ini dimulai dari dini hari sampai malam hari.





10.     Pasar Gede
Pasar gede, adalah alternative lain tempat wisata yang dapat dikunjungi. Terkenal akan kerajinan peraknya yang sangat indah dan sudah menjadi target para wisatawan mancanegara sejak tahun 1970an. Berlokasi sekitar 10 KM dari arah kota Yogyakarta, Kota Gede tidak saja menawarkan keindahan berbelanja kerajinan perak saja, akan tetapi juga menawarkan kursus ketrampilan cara membuat perak bagi para wisatawan asing maupun domestik. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri, karena wisatawan dapat membawa pulang hasil kerajinan perak buatan tangan sendiri dengan desain rancangan sesuka hati.








11.    City Walk
Solo City Walk adalah sebuah proyek yang dilandasi pemikiran untuk mengangkat potensi Solo dengan slogan ?Solo past as Solo future?. Proyek ini bertujuan untuk mengembalikan ruang publik yang pernah ada dalam aktivitas masyarakat Solo di masa lampau. Nilai-nilai adiluhung kota Solo tidak serta merta dapat dimasukkan dalam City Walk yang ada karena kondisi sosial-kultural masyarakat masa kini yang beraneka ragam juga harus diperhatikan. Hal ini penting agar kehadiran City Walk yang ingin menonjolkan sisi romantisme Solo di masa lampau bisa menyatu dengan kebijakan pengembangan lain yang dilakukan Pemda maupun pihak swasta.











C.4. WISATA KULINER


1. Tengkleng Solo


Tengkleng merupakan makanan semacam gulai kambing tetapi kuahnya tidak memakai santan. Isi tengkleng adalah tulang-belulang kambing dengan sedikit daging yang menempel, bersama dengan sate usus, sate jerohan, otak dan juga organ-organ lain seperti mata, telinga,pipi kaki dan lain-lain.
Kenikmatan menyantap Tengkleng akan terasa ketika kita menggerogoti sedikit daging yang menempel pada tulang dan mengisap-isap isi tulangnya.








2. Cabuk Rambak 

Cabuk Rambak adalah makanan dengan menu utama ketupat.  Memakai ketupat yang disebut Gendar Janur, karena beras ini dimasak didalam anyaman janur / daun kelapa yang masih muda.

Yang membedakan dengan makanan ketupat  di daerah lain adalah bumbunya. Bumbu Cabuk Rambak memakai wijen yang digoreng bersama santan kelapa, cabal, bawang putih, kemiri dan gula merah.

Makanan istimewa ini disantap dengan Karak, sejenis kerupuk dengan bahan dasar beras. Lebih unik lagi, karena untuk menikmati kita mempergunakan lidi.










3. Sate Buntel

Sate Buntel adalah sate kambing khas Kota Solo yang terbuat dari daging kambing yang dicincang, diberi bumbu bawang dan merica dan kemudian di-buntel (dibungkus) dengan lemak kambing. Dimakan bersama kecap, irisan cabe rawit, bawang merah, irisan kol dan tomat. Menu yang lain adalah sate kikil kambing dan Gule Sumsum.



4. Pecel Ndeso Solo

Pecel Ndeso Solo adalah nasi pecel yang berasal dari beras merah, dicampur sayur yang berisi dedaunan dan tanaman mulai dari jantung pisang, nikir, daun petai cina, bunga turi dan kacang panjang, sambal wijen putih atau hitam. Disantap bersama belut goreng, wader pari digoreng , telur ceplok, sosis solo, bongko (kacang merah dan kelapa), gembrot (kelapa dan daun simbukan), otak dan iso goreng.


5. Timlo Solo

Timlo Solo merupakan hidangan berkuah bening yang terdiri atas sosis ayam yang dipotong-potong, telor ayam pindang dan irisan hati serta ampela ayam. Menu ini disantap dengan nasi putih yang ditaburi bawang goreng. Berbeda dengan daerah lain, Timlo Solo tidak memakai soup dan jamur.







6. Nasi Liwet

Nasi Liwet merupakan makanan khas Solo yang paling terkenal. Adalah beras yang dimasak dengan kaldu ayam yang membuat nasi terasa gurih dan beraroma lezat. Nasi tersebut dicampur dengan sayur labu Siam yang dimasak sedikit pedas, telur pindang rebus, daging ayam yang disuwir, kumut(terbuat dari kuah santan yang dikentalkan). Disajikan dengan memakai daun pisang yang dipincuk.





7. Wedang Asle


wedang asle merupakan campuran ketan putih, roti tawar, agar-agar serta gula pasir yang saat akhirnya disiram kuah santan panas.








8. Wedang Beras Kencur


Dibuat dari bahan beras dan kencur yang diolah menjadi minuman. Selain rasanya yang manis dan enak, minuman ini juga dapat menjadi jamu yang berguna untuk kesehatan.














C.5. WISATA RELIGI



1. Masjid Al-Wustho Mangkunegaran
Pembangunan Masjid Al Wustho merupakan perwujudan dari fungsi Pura Mangkunegaran sebagaipanotogomo, yaitu pemerintahan yang tidak hanya berfungsi secara politik, melainkan juga berfungsi melaksanakan syiar agama. Sebelumnya, Masjid Mangkunegaran terletak di wilayah Kauman, Pasar Legi. Karena dirasa jauh dari istana, maka masjid tersebut dipindah oleh KGPAA Mangkunegara II ke dekat istana Pura Mangkunegaran.







2. Masjid Agung Solo
Masjid Agung di bangun Sunan Paku Buwono 111 tahun 1763 sampai bangunan Masjid selesai sekitar tahun1768. Masjid Agung Solo saat itu merupakan masjid dengan kategori Masjid Jami. 











3. Masjid Laweyan Solo

Masjid ini berdiri di era Pajang tahun 1546 M. Dulunya studio Ki Betuk, seorang Hindu Jawa yang kemudian beralih menjadi penganut Islam. Arsitektur masjid ini sangat kental akan unsur tradisional Jawa, Eropa (Indisch), Cina, dan Islam. Di dekatnya terdapat makam raja-raja dan kerabat Kasunanan, antara lain makam Ki Ageng Henis yang merupakan cikal bakal raja Mataram.






4. Gereja Kristen Jawa Margoyudan Solo


Gereja Kristen Jawa tertua di Solo yang dirancang oleh arsitek Belanda ini diawali dari persekutuan yang dipimpin oleh Dr. JG. Scheurer, seorang dokter utusan Misi Zending. Pada 13 April 1916 diadakan pemilihan anggota majelis yang pertama. Maka pada hari Minggu 30 April 1916 majelis resmi terbentuk dan gereja resmi berdiri. Rancangan gereja ini kental dengan sentuhan Belanda. Sampai sekarang bentuk aslinya masih terjaga.





5. Gereja Katholik St. Petrus

Lokasi gereja Katholik ini strategis di Jalan Slamet Riyadi, dekat dengan pusat kota. Gereja ini dibangun di masa penjajahan oleh seorang pastur Belanda, sehingga arsitekturnya sangat kental dengan pengaruh Hindia Belanda.


 


7. Klenteng Tri Dharma Avalokitesvara

Klenteng yang tepat di seberang Pasar Gede ini sudah berdiri sejak tahun 1746 M, sudah ada sebelum Pasar Gede didirikan. Sebenarnya klenteng ini mempunyai beberapa bagian yang hilang karena sempat tak diketahui sejarahnya dan termakan bangunan sekitarnya. Suasana klenteng ini nyaman dan tenteram. Jika Anda penikmat arsitektur kuno, bentuk bangunan yang indah dengan warnanya yang cukup mencolok ini menarik untuk dikunjungi.




















BAB III
PENUTUP



A.KESIMPULAN


Kota Solo merupakan salah satu dari sekian banyak Kota di Indonesia yang memiliki potensi yang begitu besar, terutama dalam bidang kepariwisataan. Kota  Solo memiliki berbagai aspek pariwisata unggulan, namun kota Solo juga memiliki beberapa kendala pariwisata. Untuk mengetahui lebih lanjut saya akan memberikan sedikit gambaran mengenai kelebihan dan kelemahan pariwisata kota Solo.





A.1. Kelebihan Pariwisata Kota Solo

·             Kota Solo masih sangat asri dengan kebudayaan Jawa, seperti terlihat dari   berbagai tempat wisata.

·             Kota Solo memiliki berbagai aspek pariwisata, mulai dari wisata alam, wisata budaya dan sejarah, wisata seni dan budaya, wisata kuliner, bahkan wisata religi yang tetap terjaga hingga saat ini.

·            Wisata religi kota Solo tidak hanya terkait dengan sejarah Majid, namun juga terdapat gereja, dan juga klenteng.

·             Kota Solo juga memiliki banyak ruang terbuka hijau, sehingga kadar polusi kota Solo dapat diminimalisir.

·             Kota Solo juga memiliki transportasi khas seperti Becak dan Andong yang tetap terjaga hingga saat ini.

·             Pernikahan adat Surakarta juga memiliki ciri-ciri yang khusus, mulai dari lamaran, persiapan pernikahan, hingga upacara siraman dan midodaren tetap terjaga dan dilestarikan hingga saat ini. 
                                                        
·             Kota Solo setiap tahun pada tanggal-tanggal tertentu Keraton Surakarta mengadakan berbagai macam perayaan yang menarik seperti, Kirab Pusaka 1 Suro, Sekaten, Grebeg Sudiro, Grebeg Mulud, Tinggalan Dalem Jumenengan, Grebeg Pasa, Syawalan, Grebeg Besar, Solo Batik Carnival, hingga Solo Batik Fashion.




A.2. Kelemahan Pariwisata Kota Solo


  • ·         Jumlah tempat penginapan di Kota Solo masih terbilang kecil hingga saat-saat tertentu seperti liburan panjang, wisatawan memiliki kesulitan untuk mencari tempat penginapan.


  • ·        Dari sekian banyak objek wisata di Kota Solo, masih terdapat objek wisata yang  belum meiliki sarana dan prasarana yang cukup seperti jalan raya yang kurang baik.


  • ·       Pemberdayaan SDM masyarakat Solo masih kurang merata hingga masih terlihat kesenjangan sosial masyarakat Solo.



B. SARAN

Mungkin inilah yang dapat saya tulis dalam makalah ini, meskipun penulisan ini jauh dari sempurna namun sekiranya tulisan ini dapat menimbulkan kesadaran pada masyarakat Indonesia khususnya generasi muda untuk lebih mencintai pariwisata dan budaya bangsa sendiri ketimbang pariwisata dan budaya bangsa lain.  Masih banyak kesalahan dari penulisan makalah ini, saya juga mengucapkan terima kasih atas dosen pembimbing mata kuliah Kepariwisataan, Bapak HENDRO FIRMAWAN, yang telah memberi saya tugas ini untuk belajar betapa besarnya paiwisata dan budaya bangsa dan negara Indonesia.




DAFTAR PUSTAKA