MASALAH-MASALAH KEPARIWISATAAN KOTA SOLO (SURAKARTA)
Oleh
:
NAMA:
ZAHRAWATI EKA PRASTIYANTI
NPM
: 17611714
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
SASTRA
JURUSAN
SASTRA INGRIS
BAB
I
PENDAHULUAN
A. ALASAN
PENULISAN
Akhir-akhir ini rasa
nasionalisme masyarakat Indonesia, terutama generasi muda terhadap kebudayaan
dan pariwisata bangsa terlihat menurun. Itu semua ditandai dengan kian maraknya
pergaulan yang terarah pada kebudayaan barat. Kebudayaan bangsa dianggap kuno,
dan kebudayaan barat dianggap lebih modern. Oleh karena itu saya menulis
makalah kepariwisataan ini untuk memberikan sedikit gambaran bahwa kebudayaan
dan kepariwisataan Indonesia tidak kalah saing dengan kebudayaan dan
kepariwisataan luar.
B. TUJUAN PENULISAN
Dapat memberikan
gambaran singkat mengenai kepariwisataan kota Solo dan memberikan gambaran
bahwa bangsa Indonesia memiliki potensi yang begitu besar, baik dalam hal
budaya maupun parwisata. Sehingga bangsa Indonesia dapat lebih mencinta dan
melindungi segenap kebudayaan dan pariwisata bangsa, demi terjaganya Indonesia
yang indah, asri, aman, dan nyaman.
C. METODE PENULISAN
Metode penulisan
makalah ini menggunakan variabel potensi pariwisata kota Solo dari beberapa
aspek, beberapa kelebihan yang dimiliki kota Solo dalam bidang pariwisata,
serta beberapa kendala yang masih dimiliki kota Solo dalam bidang pariwisata.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan
makalah ini saya kumpulkan dari berbagai informasi dari beberapa halaman web yang saya baca di internet serta pengalaman saya ketika berkunjung pada beberapa tempat di Kota Solo.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH KOTA SOLO
Sejarah
berdirinya kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan kota Solo bermula
ketika Sunan Pakubuwono ke II memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan
Tumenggung Mangkuyudo serta komandan pasukan belanda J.A.B Van Hohendorff untuk
mencari lokasi ibukota kerajaan Mataram Islam yang baru.
Dengan
mempertimbangkan faktor fisik dan non fisik akhirnya terpilih suatu desa di
tepi sungai Bengawan yang bernama Desa Sala (1745 Masehi atau 1671 Jawa). Dan
sejak saat itu Desa Sala berubah menjadi Surakarta Hadinigrat dan terus
berkembang pesat. Kota Surakarta pada awalnya adalah kota Mataram. Kota ini
bahkan menjadi pusat pemerintahan Kota Mataram.
Adanya
Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755 menyebabkan Mataram Islam terpecah karena
propaganda kolonialisme Belanda yang menyebabkan pusat pemerintahan terpecah
menjadi dua, yaitu di Surakarta dan Yogyakarta. Selanjutnya adanya Perjanjian
Salatiga pada tahun 1757 menyebabkan pusat pemerintahan kembali terpecah
menjadi Kasunanan dan Mangkunegaran. Kasunanan Surakarta dipimpin oleh PB III
(Pakubuwono II). Sedangkan Kasultanan Jogjakarta atau Mangkunegaran dipimpin
oleh HB I (Hamengkubuwono I)
Pada
tahun 1742, orang-orang Tiong Hoa memberontak dan melawan kekuasaan Pakubuwono
II yang bertahta di Kartasura, sehingga Keraton Kartasura hancur, dan
Pakubuwono II menyingkir ke Ponorogo, Jawa Timur. Dengan bantuan VOC,
pemberontakan tersebut berhasil ditumpas dan Kartasura dapat direbut kembali.
Sebagai ganti Ibukota Kerajaan yang telah hancur, maka didirikanlah Keraton
baru di Surakarta, 20 km ke arah selatan-timur dari Kartasura pada tahun 1745.
Peristiwa ini, kemudian dianggap sebagai titik awal didirikannya kota
Surakarta.
Bersamaan dengan pindahnya Keraton
Surakarta ke Desa Sala, lalu Kota Sala diberi nama Surakarta Hadiningrat. Jadi,
Surakarta Hadiningrat dijadikan sebagai nama Ibukota Surakarta atau yang lebih
dikenal dengan Sala atau Solo. Asal mula kota ini dinamakan Sala atau Solo
dikarenakan desa ini berawa-rawa dan penuh pohon sala, yaitu pohon tom atau nila, namun ada juga yang
menyebut pohon sala sejenis pohon
pinus, seperti
yang tertulis dalam “Serat Babad Sengkala“ yang disimpan di “Sana Budaya
Jogjakarta“. Selain itu Sala berasal dari bahasa Jawa asli yang merupakan nama
pohon sebangsa pinus yang tumbuh di daerah Sala.
B. LETAK
GEOGRAFIS KOTA SOLO
Kota Solo, merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan
lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m
diatas permukaan air laut. Dengan Luas sekitar 44 Km2, Kota Surakarta terletak
diantara 110 45` 15″ – 110 45` 35″ Bujur Timur dan 70` 36″ – 70` 56″ Lintang
Selatan. Kota Surakarta dibelah dan dialiri oleh 3 (tiga) buah Sungai besar
yaitu sungai Bengawan Solo, Kali Jenes dan Kali Pepe. Sungai Bengawan Solo pada
jaman dahulu sangat terkenal dengan keelokan panorama serta lalu lintas
perdagangannya.
C. POTENSI
PARIWATA KOTA SOLO
C.1 WISATA ALAM
1. Sungai
Bengawan Solo
Bengawan Solo adalah sungai
terpanjang di Pulau Jawa, Indonesia
dengan dua hulu sungai yaitu dari daerah Pegunungan Kidul, Wonogiri
dan Ponorogo,
selanjutnya bermuara di daerah Gresik. "Bengawan" dalam bahasa Jawa
berarti "sungai yang besar". Di masa lalu, sungai ini
pernah dinamakan Wuluyu, Wulayu, dan Semanggi.
2. Taman
Wisata Taru Jurug
3.
Taman Balekambang
Sebuah taman hijau di
atas tanah seluas 9,8 hektar yang berada di tengah Kota Bengawan ini bisa
menjadi wisata alternatif bagi keluarga maupun remaja, sekedar untuk
menyegarkan fikiran usai beraktivitas atau duduk santai di kursi-kursi taman.
Kesan fresh langsung merasuk begitu menjejakkan kaki di gerbang taman ini.
4.
Kawasan Wisata Tawangmangu
Tawangmangu, sebuah resor pegunungan yang
terletak 1 km di atas permukaan laut menjanjikan tempat berlibur yang mempesona
jauh dari keramaian kota. Kawasan yang terletak di lereng Gunung Lawu ini
memiliki tingkat ketinggian 1300 m di atas permukaan laut. Tawangmangu terletak
40 km sebelah timur kota Solo. Tempat rekreasi ini menawarkan udara segar,
pemandangan indah, kolam renang, serta hotel dan restoran bergaya bungalow. Di
samping itu, ada juga sebuah bukit resor indah yang juga terletak di lereng
gunung lawu, yaitu pada ketinggian 1400 m di atas permukaan laut.
5.
Air Terjun Jumog
Air terjun jumog terletak di Desa
Berjo, Kecamatan Ngargoyoso. Jumog merupakan alternatif wisata air terjun
selain Grojogan Sewu yang lebih dahulu terkenal, masih terhitung wisata
baru karena baru dibuka tahun 2004.
6.
Parang Ijo
Parang ijo yang terletak di Ngargoyoso ini
menyajikan pesona alam yang begitu indah dan menyejukan mata, letaknya tidak
jauh dari kota Solo kurang lebih 1-1,5 jam dengan jarak 35km dari kota Solo,
aksesnya pun juga cukup mudah dapat dijangkau kendaraan roda dua maupun roda
empat.
7.
Gunung Kemukus
Gunung Kemukus terletak di
Kabupaten Sragen Jawa Tengah. Untuk mencapai tempat ini, anda bisa naik bus
dari terminal Tirtonadi Solo ke arah utara (jurusan Purwodadi) atau sebaliknya,
dan turun di desa Barong. Dari jalan raya, anda bisa naik ojek sekitar 500
meter.
C.2. WISATA SEJARAH
1.
Karaton Kasunanan
Karaton Kasunanan juga disebut Keraton
Surakarta Hadiningrat, dibangun pada tahun 1745 oleh Raja Paku Buwono ke II.
Ini merupakan pokok kraton Surakarta, dan dibangun pada waktu bersamaan dengan
kota ini ditemukan. Kraton Kasunanan ini dihiasi dengan patung batu pualam,
rangka batu dan relief kuno. Di dalam istana atau kraton, dapat ditemukan
galeri seni yang menawan dan museum dengan pusaka-pusaka kerajaan yang menawan,
tempat kereta dan kusir-kusirnya, senjata kuno dan keris, serta barang-barang
antik. Di halaman istana didominasi oleh sebuah menara bernama Panggung
Sanggabuwono, menara dengan kesan misterius yang dianggap sebagai tempat
bertemu antara Raja Solo dengan Kanjeng Ratu Kidul - Penguasa Laut Selatan.
2. Istana Mangkunegaran
Istana Mangkunegaran adalah tempat pelestarian
kesenian dan budaya. Tanah milik kerajaan itu diisi banyak harta pusaka yang
tak ternilai dan koleksi yang sangat indah, sebagian besar berasal dari
Majapahit (1293 - 1478) dan masa kesultanan Mataram (1586 - 1755) tarian topeng
klasik, wayang orang (tarian drama), pakaian, wayang kulit dan wayang kayu,
patung-patung religius, perhiasan dan benda-benda antik serta pusaka- pusaka
yang tidak terhitung nilainya.
3. Museum Radya Pustaka
Museum ini didirikan pada
masa pemerintahan Pakubuwono IX oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV di
dalem Kepatihan pada tanggal 28 Oktober 1890. Kanjeng
Raden Adipati Sosrodiningrat IV pernah menjabat sebagai Patih Pakubuwono IX dan Pakubuwono X. Museum ini lalu dipindahkan ke lokasinya sekarang ini, Gedung
Museum Radyapustaka di Jalan Slamet Riyadi, Surakarta, pada 1 Januari 1913. Kala itu
gedung museum merupakan rumah kediaman seorang warga Belanda bernama Johannes Busselaar
4. Museum Purbakala Sangiran
Sangiran merupakan situs terpenting untuk perkembangan berbagai bidang
ilmu pengetahuan terutama untuk penelitian di bidang antropologi, arkeologi,
biologi, paleoantropologi, geologi, dan tentu saja untuk bidang kepariwisataan.
Keberadaan Situs Sangiran sangat bermanfaat untuk mempelajari kehidupan manusia
prasejarah karena situs ini dilengkapi dengan fosil manusia purba, hasil-hasil
budaya manusia purba, fosil flora dan fauna purba beserta gambaran
stratigrafinya.
C.3. WISATA SENI DAN BUDAYA
1. Kampung Kauman Batik
Kampoeng Kauman merupakan
kampung kuno tempat pejabat agama Islam (dari yang berpangkat bupati sampai ke
bawah Kaum) maka dinamakan Kauman. Kampung Kauman dikelilingi oleh Jl.
Rajiman (Coyudan) bagian selatan dahulu pernah tinggal abdi dalem keraton
yang bernama Ngabehi Secayuda, Jl Nonongan sebelah selatan ada yang bernama
daerah Gerjen (dahulu tempat para penjahit dan desain baju kraton). Bagian
utara Jl. Slamet Riyadi sebagai jalan strategis kerajaan dan residen Belanda.
Disamping itu dikelilingi tempat-tempat yang bersejarah seperti Gladak, Beteng,
Slompretan (sekarang Pasar Klewer).
2. Kampung Batik Laweyan
Kampung Batik Laweyan
merupakan kawasan sentra industri batik yang sudah ada sejak zaman kerajaan
Pajang tahun 1546 M dan mencapai kejayaan pada era 1970an. Karya seni
tradisional batik terus ditekuni masyarakat Laweyan sampai sekarang. Suasana
kegiatan membatik di Laweyan tempo dulu banyak didominasi oleh keberadaan para
juragan batik sebagai pemilik usaha batik. Jika kita berkunjung kesana, kita dapat
melihat sendiri proses pembuatan batik, tentunya ini pengalaman yang tidak akan
kita dapatkan di toko atau butik di tempat lain.
3. Museum Batik Danar
Hadi
Museum Batik Danar
Hadi berisi Batik Kuno yang merupakan koleksi pribadi yang berjumlah 10.000
potong. Batik sebanyak itu dikumpulkan dalam kurun 30 tahun lebih. Sebanyak
1.500 potong di antaranya diperoleh dari koleksi pribadi seorang kurator Museum
Troupen, Belanda. Tahun pembuatan batik beragam, antara 1840-1910. Dari,
10.000 potong batik, tak semuanya dipajang di museum itu, hanya 700 lembar yang
dipajang.
4. Taman Sriwedari
Taman Sriwedari adalah sebuah kompleks taman di Kecamatan
Lawiyan, Kota Surakarta. Sejak era Pakubuwana X, Taman Sriwedari menjadi tempat diselenggarakannya tradisi
hiburan Malam Selikuran.
Sriwedari juga pernah menjadi lokasi penyelenggaraan PON I pada tahun 1948. Saat ini
kepemilikan Taman Sriwedari menjadi sengketa antara Pemerintah Kota Surakarta
dengan ahli waris keluarga KRMH Wirjodiningrat.
5. Wayang Kulit
Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata 'Ma Hyang' yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna 'bayangan', hal ini disebabkan karena penonton juga bisa menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja.
6. Wayang Beber
Wayang Beber adalah seni wayang yang
muncul dan berkembang di Jawa pada
masa pra Islam dan masih berkembang di daerah daerah tertentu di Pulau Jawa.
Dinamakan wayang beber karena berupa lembaran lembaran (beberan) yang dibentuk
menjadi tokoh tokoh dalam cerita wayang baik Mahabharata maupun Ramayana.
7. Pasar Klewer
Pasar Klewer Solo adalah pusat pasar batik
di Indonesia. Meskipun pasarnya tidak begitu besar dan berada di tengah-tengah
pulau Jawa, pasar ini tetap ramai. Batik dari pasar ini dikirim ke seluruh
pelosok Indonesia, bahkah sebagian juga ada yang dieksport ke luar negeri.
Batik-batik di Yogyakarta sebagian didatangkan dari Pasar Klewer ini.
9.
Pasar Legi
Pasar Legi merupakan pasar induk hasil bumi terbesar di
Surakarta, yang mendapatkan pasokan dagangan dari berbagai daerah baik dari
wilayah sekitar surakarta maupun dari luar daerah seperti Brebes, Temanggung,
Tasikmalaya, Sidoarjo, Malang dan lain sebagainya. Kegiatan pasar ini dimulai
dari dini hari sampai malam hari.
10. Pasar Gede
Pasar gede, adalah alternative lain tempat wisata yang dapat dikunjungi. Terkenal
akan kerajinan peraknya yang sangat indah dan sudah menjadi target para
wisatawan mancanegara sejak tahun 1970an. Berlokasi sekitar 10 KM dari arah
kota Yogyakarta, Kota Gede tidak saja menawarkan keindahan berbelanja kerajinan
perak saja, akan tetapi juga menawarkan kursus ketrampilan cara membuat perak
bagi para wisatawan asing maupun domestik. Hal ini menjadi daya tarik
tersendiri, karena wisatawan dapat membawa pulang hasil kerajinan perak buatan
tangan sendiri dengan desain rancangan sesuka hati.
11. City Walk
Solo
City Walk adalah sebuah proyek yang dilandasi pemikiran untuk mengangkat
potensi Solo dengan slogan ?Solo past as Solo future?. Proyek ini bertujuan
untuk mengembalikan ruang publik yang pernah ada dalam aktivitas masyarakat
Solo di masa lampau. Nilai-nilai adiluhung kota Solo tidak serta merta dapat
dimasukkan dalam City Walk yang ada karena kondisi sosial-kultural masyarakat
masa kini yang beraneka ragam juga harus diperhatikan. Hal ini penting agar
kehadiran City Walk yang ingin menonjolkan sisi romantisme Solo di masa lampau
bisa menyatu dengan kebijakan pengembangan lain yang dilakukan Pemda maupun
pihak swasta.
C.4. WISATA KULINER
1. Tengkleng Solo
1. Tengkleng Solo
Tengkleng merupakan makanan semacam gulai kambing tetapi kuahnya tidak memakai
santan. Isi tengkleng adalah tulang-belulang kambing dengan sedikit daging yang
menempel, bersama dengan sate usus, sate jerohan, otak dan juga organ-organ
lain seperti mata, telinga,pipi kaki dan lain-lain.
Kenikmatan menyantap
Tengkleng akan terasa ketika kita menggerogoti sedikit daging yang menempel
pada tulang dan mengisap-isap isi tulangnya.
2. Cabuk Rambak
Cabuk Rambak adalah makanan
dengan menu utama ketupat. Memakai ketupat yang disebut Gendar Janur, karena
beras ini dimasak didalam anyaman janur / daun kelapa yang masih muda.
Yang membedakan
dengan makanan ketupat di daerah lain adalah bumbunya. Bumbu Cabuk Rambak
memakai wijen yang digoreng bersama santan kelapa, cabal, bawang putih, kemiri
dan gula merah.
Makanan istimewa ini disantap dengan Karak, sejenis kerupuk dengan bahan dasar
beras. Lebih unik lagi, karena untuk menikmati kita mempergunakan lidi.
3. Sate Buntel
Sate Buntel adalah sate kambing
khas Kota Solo yang terbuat dari daging kambing yang dicincang, diberi bumbu
bawang dan merica dan kemudian di-buntel (dibungkus) dengan lemak kambing.
Dimakan bersama kecap, irisan cabe rawit, bawang merah, irisan kol dan tomat.
Menu yang lain adalah sate kikil kambing dan Gule Sumsum.
4. Pecel Ndeso Solo
Pecel Ndeso Solo adalah nasi
pecel yang berasal dari beras merah, dicampur sayur yang berisi dedaunan dan
tanaman mulai dari jantung pisang, nikir, daun petai cina, bunga turi dan
kacang panjang, sambal wijen putih atau hitam. Disantap bersama belut goreng,
wader pari digoreng , telur ceplok, sosis solo, bongko (kacang merah dan
kelapa), gembrot (kelapa dan daun simbukan), otak dan iso goreng.
5. Timlo Solo
Timlo Solo merupakan hidangan
berkuah bening yang terdiri atas sosis ayam yang dipotong-potong, telor ayam
pindang dan irisan hati serta ampela ayam. Menu ini disantap dengan nasi putih
yang ditaburi bawang goreng. Berbeda dengan daerah lain, Timlo Solo tidak
memakai soup dan jamur.
6. Nasi Liwet
Nasi Liwet merupakan makanan khas Solo yang
paling terkenal. Adalah beras yang dimasak dengan kaldu ayam yang membuat nasi
terasa gurih dan beraroma lezat. Nasi tersebut dicampur dengan sayur labu Siam
yang dimasak sedikit pedas, telur pindang rebus, daging ayam yang disuwir,
kumut(terbuat dari kuah santan yang dikentalkan). Disajikan dengan memakai daun
pisang yang dipincuk.
7. Wedang Asle
wedang asle merupakan campuran ketan putih, roti tawar, agar-agar serta gula pasir yang saat akhirnya disiram kuah santan panas.
8. Wedang Beras Kencur
Dibuat dari bahan beras dan kencur yang diolah menjadi minuman. Selain rasanya yang manis dan enak, minuman ini juga dapat menjadi jamu yang berguna untuk kesehatan.
C.5. WISATA RELIGI
1. Masjid Al-Wustho Mangkunegaran
Pembangunan Masjid Al Wustho merupakan perwujudan dari fungsi
Pura Mangkunegaran sebagaipanotogomo, yaitu
pemerintahan yang tidak hanya berfungsi secara politik, melainkan juga
berfungsi melaksanakan syiar agama. Sebelumnya, Masjid Mangkunegaran terletak
di wilayah Kauman, Pasar Legi. Karena dirasa jauh dari istana, maka masjid
tersebut dipindah oleh KGPAA Mangkunegara II ke dekat istana Pura
Mangkunegaran.
2. Masjid Agung Solo
Masjid Agung di bangun Sunan Paku Buwono 111 tahun 1763
sampai bangunan Masjid selesai sekitar tahun1768. Masjid
Agung Solo saat itu merupakan masjid dengan kategori Masjid Jami.
3. Masjid Laweyan Solo
Masjid ini berdiri di era Pajang tahun 1546 M. Dulunya studio Ki Betuk, seorang Hindu Jawa yang kemudian beralih menjadi penganut Islam. Arsitektur masjid ini sangat kental akan unsur tradisional Jawa, Eropa (Indisch), Cina, dan Islam. Di dekatnya terdapat makam raja-raja dan kerabat Kasunanan, antara lain makam Ki Ageng Henis yang merupakan cikal bakal raja Mataram.
4. Gereja Kristen Jawa Margoyudan Solo
Gereja Kristen Jawa
tertua di Solo yang dirancang oleh arsitek Belanda ini diawali dari persekutuan
yang dipimpin oleh Dr. JG. Scheurer, seorang dokter utusan Misi Zending. Pada
13 April 1916 diadakan pemilihan anggota majelis yang pertama. Maka pada hari
Minggu 30 April 1916 majelis resmi terbentuk dan gereja resmi berdiri.
Rancangan gereja ini kental dengan sentuhan Belanda. Sampai sekarang bentuk
aslinya masih terjaga.
5. Gereja Katholik St. Petrus
Lokasi gereja Katholik ini strategis di Jalan Slamet Riyadi, dekat dengan pusat kota. Gereja ini dibangun di masa penjajahan oleh seorang pastur Belanda, sehingga arsitekturnya sangat kental dengan pengaruh Hindia Belanda.
7. Klenteng Tri Dharma
Avalokitesvara
Klenteng yang tepat
di seberang Pasar Gede ini sudah berdiri sejak tahun 1746 M, sudah ada
sebelum Pasar Gede didirikan. Sebenarnya klenteng ini mempunyai beberapa
bagian yang hilang karena sempat tak diketahui sejarahnya dan termakan
bangunan sekitarnya. Suasana klenteng ini nyaman dan tenteram. Jika Anda
penikmat arsitektur kuno, bentuk bangunan yang indah dengan warnanya yang
cukup mencolok ini menarik untuk dikunjungi.
|
BAB
III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Kota Solo merupakan salah satu dari sekian banyak Kota di Indonesia yang memiliki potensi yang begitu besar, terutama dalam bidang kepariwisataan. Kota Solo memiliki berbagai aspek pariwisata unggulan, namun kota Solo juga memiliki beberapa kendala pariwisata. Untuk mengetahui lebih lanjut saya akan memberikan sedikit gambaran mengenai kelebihan dan kelemahan pariwisata kota Solo.
A.1. Kelebihan Pariwisata Kota Solo
· Kota Solo masih sangat asri dengan
kebudayaan Jawa, seperti terlihat dari berbagai tempat wisata.
· Kota Solo memiliki berbagai aspek
pariwisata, mulai dari wisata alam, wisata budaya dan sejarah, wisata seni dan
budaya, wisata kuliner, bahkan wisata religi yang tetap terjaga hingga saat ini.
· Wisata religi kota Solo tidak hanya
terkait dengan sejarah Majid, namun juga terdapat gereja, dan juga klenteng.
· Kota Solo juga memiliki banyak ruang
terbuka hijau, sehingga kadar polusi kota Solo dapat diminimalisir.
· Kota Solo juga memiliki transportasi
khas seperti Becak dan Andong yang tetap terjaga hingga saat ini.
· Pernikahan adat Surakarta juga memiliki
ciri-ciri yang khusus, mulai dari lamaran, persiapan pernikahan, hingga upacara
siraman dan midodaren tetap terjaga dan dilestarikan hingga saat ini.
· Kota Solo setiap tahun pada
tanggal-tanggal tertentu Keraton Surakarta mengadakan berbagai macam perayaan
yang menarik seperti, Kirab Pusaka 1 Suro, Sekaten, Grebeg Sudiro, Grebeg Mulud,
Tinggalan Dalem Jumenengan, Grebeg Pasa, Syawalan, Grebeg Besar, Solo Batik
Carnival, hingga Solo Batik Fashion.
A.2. Kelemahan Pariwisata Kota Solo
- · Jumlah tempat penginapan di Kota Solo masih terbilang kecil hingga saat-saat tertentu seperti liburan panjang, wisatawan memiliki kesulitan untuk mencari tempat penginapan.
- · Dari sekian banyak objek wisata di Kota Solo, masih terdapat objek wisata yang belum meiliki sarana dan prasarana yang cukup seperti jalan raya yang kurang baik.
- · Pemberdayaan SDM masyarakat Solo masih kurang merata hingga masih terlihat kesenjangan sosial masyarakat Solo.
B. SARAN
Mungkin inilah yang dapat saya tulis dalam
makalah ini, meskipun penulisan ini jauh dari sempurna namun sekiranya tulisan
ini dapat menimbulkan kesadaran pada masyarakat Indonesia khususnya generasi
muda untuk lebih mencintai pariwisata dan budaya bangsa sendiri ketimbang
pariwisata dan budaya bangsa lain. Masih
banyak kesalahan dari penulisan makalah ini, saya juga mengucapkan terima kasih
atas dosen pembimbing mata kuliah Kepariwisataan, Bapak HENDRO FIRMAWAN, yang
telah memberi saya tugas ini untuk belajar betapa besarnya paiwisata dan budaya
bangsa dan negara Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA